ternyata sudah menjadi kebiasaan oleh banyak media dan netizen hanya copas atau share tanpa menyelidiki kebenarannya.
saya pun, mulai cek dan ricek untuk setiap berita atau sumber sebelum di share atau copas, kecuali untuk keperluan pribadi (hanya untuk baca saja)
untuk artikel ini, saya akan ambil contoh
Coba bayangkan jika seluruh Pejabat, Tentara, Polisi, PNS dan masyarakat awam berbondong memainkan game Pokemon GO (BLOK) ini di wilayah kerja masing-masing. Berapa banyak data valid bangunan fisik serta citra ruang yang harusnya bersifat rahasia bagi suatu pertahanan negara dapat diakses hanya karena kebodohan orang-orang itu yang seolah-olah diminta mencari binatang bernama Pokemon itu.
jika kamu ketik tina afiatin pokemen, maka terlihat hasil dari berbagai media yang memberitakan dan hampir copas artikel yang sama
padahal dari semua hasil yang keluar ada yang memberikan klarifikasi
http://www.sholihah.web.id/2016/07/prof-fahmi-amhar-tanggapi-hoax-seputar.html
http://afiatin.staff.ugm.ac.id/experience/
Pertama, saya mendapat klarifikasi dari kawan yang saya kenal baik, dan beliau telah mendengar langsung klarifikasi dari DR. Tina Afiatin, M.Psi, bahwa itu bukan tulisan beliau, beliau tidak setuju isinya, dan beliau bukan dekan Fakultas Psikologi UGM.
mari kita belajar dari medsoc yang ada di dunia ini, dan sebagian besar sekali, adalah hasil buatan luar negeri
facebook, twitter, istagram, dll : semua orang memberikan data dengan sukarela
sadarkan setiap aplikasi yang di install di smartphone kamu, memerlukan mengakses ke kontak, no telp, email, kamera, microphone, dll
kalau kamu menonton eagle eye, tentu kamu akan merinding dan bercerai dengan teknologi
hanya kamu mempunyai dua pilihan
bergabung dan mengikuti perkembangan jaman
atau
bercerai dan tidak mengikuti perkembangan jaman
selamat berubah dan memilih
No comments:
Post a Comment