http://megapolitan.kompas.com/read/2015/06/18/21203801/Wisman.Lebih.Tertarik.Kota.Lain.Apa.Strategi.Ahok.Genjot.Sektor.Pariwisata.
tanggapan : kembali inti akarnya perlu dibenarkan baru bisa mengajak wisman lebih banyak
1. karakteristik : kota jakarta dikenal sebagai kota untuk bekerja, bukan kota wisata yang penuh objek wisata. kalau liburan saja kota jakarta itu sepi, atau ke bandung atau ke puncak, itu saja sudah membuktikan bahwa kota jakarta bukan layak wisata
2. menjadikan kota jakarta tempat wisata :
a. kuliner, masih bisa sekali, jelas semua tempat makanan di survei dan didata dan dijaga kebersihannya dan dilayakkan untuk level wisatawan. karena dijakarta banyak kuliner yang menarik
b. musem dan art galeri : informasi mengenai ini jelas sangat minim dan tidak ada dukungan dari pemprov dki jakarta untuk mengembangkan sektor ini. penyediaan air bersih, wc, kurs, dll
c. event : acara2 di jakarta belum sepenuhnya terintegrasi dengan baik. contoh mau ke prj, hanya tidak nyaman, tidak seperti di singapore, preman2 parkir masih ada, tingkat kesulitan kesana masih tinggi dll
d. tempat wisata/landmark : tidak ada, kalaupun ada itu tingkat kesulitan untuk menikmati masih tinggi
e. infrastruktur : jelas pada saat mrt atau lrt, atau busway jadi, jika laju pertumbuhan mobil tidak dikendalikan, tentu akan macet. cicilan mobil yang paling murah 1juta per bulan, gimana jakarta tidak mau macet ?????? yang benar adalah membagi jalan dengan jumlah mobil yang beredar dengan mobil pribadi, angkotan bus besar, metromini, mikrolet, bajaj, taxi, dll
mengatur jakarta itu semudah membalikan telapak tangan. semua pejabat pemerintah harus bisa memaikan game simcity, itu adalah simulator pembanguna kota, yang cocok untuk pejabat pemerintah. agar membangun itu tidak sembarangan harus dengan konsep
bagaiman dengan pengaturan kota jakarta yang sudah kacau balau ????, yach harus ada yang dirobohkan. lebih baik kehilangan uang untuk merobohkan, demi lancarnya pembangunan yang teratur
satu sifat yang harus dikembangkan, bahwa orang cari uang di jakarta, pikiran itu harus bisa dibuang oleh orang Indonesia. jadi jakarta ini tidak penuh.
tanggapan : kembali inti akarnya perlu dibenarkan baru bisa mengajak wisman lebih banyak
1. karakteristik : kota jakarta dikenal sebagai kota untuk bekerja, bukan kota wisata yang penuh objek wisata. kalau liburan saja kota jakarta itu sepi, atau ke bandung atau ke puncak, itu saja sudah membuktikan bahwa kota jakarta bukan layak wisata
2. menjadikan kota jakarta tempat wisata :
a. kuliner, masih bisa sekali, jelas semua tempat makanan di survei dan didata dan dijaga kebersihannya dan dilayakkan untuk level wisatawan. karena dijakarta banyak kuliner yang menarik
b. musem dan art galeri : informasi mengenai ini jelas sangat minim dan tidak ada dukungan dari pemprov dki jakarta untuk mengembangkan sektor ini. penyediaan air bersih, wc, kurs, dll
c. event : acara2 di jakarta belum sepenuhnya terintegrasi dengan baik. contoh mau ke prj, hanya tidak nyaman, tidak seperti di singapore, preman2 parkir masih ada, tingkat kesulitan kesana masih tinggi dll
d. tempat wisata/landmark : tidak ada, kalaupun ada itu tingkat kesulitan untuk menikmati masih tinggi
e. infrastruktur : jelas pada saat mrt atau lrt, atau busway jadi, jika laju pertumbuhan mobil tidak dikendalikan, tentu akan macet. cicilan mobil yang paling murah 1juta per bulan, gimana jakarta tidak mau macet ?????? yang benar adalah membagi jalan dengan jumlah mobil yang beredar dengan mobil pribadi, angkotan bus besar, metromini, mikrolet, bajaj, taxi, dll
mengatur jakarta itu semudah membalikan telapak tangan. semua pejabat pemerintah harus bisa memaikan game simcity, itu adalah simulator pembanguna kota, yang cocok untuk pejabat pemerintah. agar membangun itu tidak sembarangan harus dengan konsep
bagaiman dengan pengaturan kota jakarta yang sudah kacau balau ????, yach harus ada yang dirobohkan. lebih baik kehilangan uang untuk merobohkan, demi lancarnya pembangunan yang teratur
satu sifat yang harus dikembangkan, bahwa orang cari uang di jakarta, pikiran itu harus bisa dibuang oleh orang Indonesia. jadi jakarta ini tidak penuh.
No comments:
Post a Comment